JAKARTA. Direktorat Jenderap Pajak (DJP) kembali mengalami peretasan oleh heckers. Sehingga, sejumlah informasi bocor ke publik.
Terkait hal itu, Sri Mulyani Indrawati menyebut kebocoran berasal dari peertasan yang dilakukan dari perangkat laptop yang dimiliki karyawannya.
Mengutip Tempo.co, saat ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tengah melakukan penanganan dan menertibkan penggunaan laptop oleh individu pegawai. Sebab, jika dibiarkan hal ini akan menjadi ancaman.
Oleh karenanya, Kemenkeu menyayangkan peretasan ini bisa kembali terjadi hingga bisa dibocorkan ke publik.
Lebih lanjut Sri Mulyani mengatakan, menjaga keamanan siber dari peretasan merupakan salah satu perhatian institusinya. Mengingat, pesatnya perkembangan teknologi digital.
Bahkan sebagian besar kegiatan masyarakat, termasuk melaksanakan perpajakan syudah beralih ke digital. Adapun upaya untuk memperkuatan keamanana siber di institusi bendahara negara itu merupakan tanggung jawab Central Trnasformation Office (CTO).
Sebelumnya, kabara peretasan ini diunggah oleh akun twitter FalconFeedsio yang mengunggah tangkapan layar sebuah situs mengenai spesifikasi data milik DJP yang diduga bocor.
Dalam gambar tersebut diketahui bahwa data telah diunggah oleh akun bernama thehereos pada Sabtu (25/1) dengan bunyi pesan:
"Halo warga negara Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak merupakan salah satu eselon satu di bawah Kementerian Keuangan RI yang mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perpajakan,"
Sementara data yang diunggah terdiri dari 34 file dalam format RAR, PDF, CSV dan ZIP dan memiliki kapasitas 66 MP. Jika sudah dikompressed menjadi 66 MB dengan ukuran asli 77 MB. (ASP)