Neraca Perdagangan Indonesia Surplus Tiga Tahun Berturut-turut
Tuesday, 17 January 2023
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif, atau sepanjang Januari-Desember 2022 mengalami surplus US$ 54,46 miliar.
Dengan demikian, surplus neraca perdagangan telah bertahan selama tiga tahun berturut-turut, setelah pada tahun 2020 surplus US$ 21,62 miliar dan pada tahun 2021 surplus US$ 35,42 miliar.
Jika dilihat lebih rinci, surplus hanya terjadi pada neraca dagang non migas yaitu sebesar US$ 78,85 miliar. Sedangkan neraca dagang migas mengalami defisit sebesar US$ 24,39 miliar.
Adapun surplus terjadi karena nilai ekspor sepanjang tahun 2022 lebih besar dari impor di tahun tersebut.
Perkembangan Ekspor
Nilai ekspor kumulatif Indonesia tercatat sebesar US$ 291,98 miliar, naik 26,07% dari ekspor tahun lalu, yang terdiri dari ekspor nonmigas sebesar US$ 275,96 miliar, naik 25,8% dan ekspor migas sebesar 16,022 miliar, naik 30,82% dari tahun lalu.
Barang non migas yang paling banyak di impor pada 2022 adalah bahan bakar mineral dengan nilai ekspor US$ 32,83 miliar atau 19,92% dari total nilai impor non migas. Kemudian, impor barang non migas tertinggi kedua adalah lemak dan minyak nabati sebesar US$ 35,2 miliar.
Sementara itu, barang yang mengalami pertumbuhan impor terbesar sepanjang 2022 adalah Nikel dan barang daripadanya, dengan pertumbuhan 365,37% menjadi US$ 5,97 miliar.
Perkembangan Impor
Sedangkan nilai impor secara kumulatif tercatat sebesar US$ 237,52 miliar atau naik 21,07% dari tahun 2021. Nilai impor itu terdiri dari impor nonmigas sebesar US$ 197,1 miliar naik 15,5% dan impor migas sebesar US$ 40,41 miliar, naik 58,31%.
Menurut BPS, Jenis barang non migas yang paling banyak diimpor pada tahun 2022 yaitu plastik dan barang dari plastik dengan nilai impor US$ 11,12 miliar atau 5,64% dari total nilai impor non migas.
Meski kontribusinya paling tinggi, impor plastik dan barang dari plastik nilainya turun jika dibandingkan tahun 2021.
Sementara dilihat dari asalnya, barang yang diimpor pada tahun 2022 paling banyak dari Tiongkok dengan porsi impor sebesar 34,07% dari nilai impor keseluruhan. (ASP)