Meski Dihantui Stagflasi, Indonesia Optimis Ekonomi 2023 Tumbuh 5,3%
Tuesday, 16 August 2022
Pemerintah optimistis perekonomian Indonesia masih akan tumbuh positif tahun ini maupun tahun depan meski dibayangi ancaman krisis geopolitik dan stagflasi global. Pertumbuhan ekonomi tahun 2022 diprediksi berkisar 5,1%-5,4%, sedangkan tahun 2023 ditargetkan sebesar 5,3%.
Presiden Joko Widodo dalam Pidato Kenegaraan di Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Selasa (16/8) menuturkan, hampir semua negara di dunia—termasuk Indonesia—tengah menghadapi ujian dan tantangan yang sangat berat. Ketika krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 dan perlambatan ekonomi global belum sepenuhnya pulih, dunia kini dihadapkan pada konflik geopolitik yang memicu serangkaian krisis, mulai dari krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan.
Menurutnya, sekitar 107 negara terdampak krisis global yang sebagian di antaranya diramalkan akan mengalami kebangkrutan ekonomi. “Diperkirakan 553 juta jiwa terancam kemiskinan ekstrim, dan 345 juta jiwa terancam kekurangan pangan dan kelaparan,” tuturnya.
Namun, Jokowi menilai Indonesia adalah salah satu negara yang mampu bertahan dari tekanan krisis global. Kondisi ekonomi Indonesia dinilai lebih baik dari negara lain berkat keberhasilan mengendalikan pandemi Covid-19 melalui program vaksinasi secara masif.
“Indonesia termasuk lima besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia, dengan 432 juta dosis vaksin telah disuntikkan,” ujar Jokowi.
Indikatornya, kata Jokowi, inflasi (tahun berjalan) yang terkendali di kisaran 4,9% atau di bawah rata-rata inflasi ASEAN yang berkisar 7%. Selain itu, ekonomi juga melesat 5,44% di kuartal II 2022 seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat.
Target Ekonomi 2023
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2022 akan berkisar 5,1%-5,4%. Dia meyakini tren positif tersebut masih akan berlanjut pada tahun depan sehingga menjadi dasar penetapan target pertumbuhan ekonomi 5,3% di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023.
Sementara inflasi, meski trennya meningkat, pemerintah dibantu Bank Indonesia optimistis mampu mengendalikan di kisaran 3% pada tahun 2023. Target tersebut cukup optimistis jika dibandingkan dengan kisaran proyeksi tahun ini 4,0%-4,8%.
Asumsi ekonomi makro lain yang menjadi dasar pemerintah merancang RAPBN 2023, antara lain suku bunga Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun 7,9%; nilai tukar Rp14.750 per dolar AS; harga minyak mentah (ICP) US$90 per barel; produksi/lifting minyak 660 ribu barel per hari (bph); serta lifting gas bumi 1,05 juta barel setara minyak per hari.
Asumsi Makro | Outlook APBN 2022 | Rancangan APBN 2023 |
Pertumbuhan Ekonomi (%) | 5,1 - 5,4 | 5,3 |
Inflasi (%) | 4,0 - 4,8 | 3,3 |
Bunga SUN 10 Tahun (%) | 6,8 - 8,4 | 7,9 |
Kurs (Rp/USD) | 14.500 - 14.900 | 14.750 |
Harga Minyak (USD/barel) | 95 - 105 | 90 |
Lifting Minyak (barel/hari) | 625.000- 630.000 | 660.000 |
Lifting gas (barel/hari) | 956.000 - 954.000 | 1.050.000 |
(*Sumber: Kementerian Keuangan)
Di akhir pidatonya, Presiden Jokowi mengingatkan semua pihak untuk selalu waspada, hati-hati, dan siaga atas ancaman krisis demi krisis yang menghantui dunia.
“Kita harus selalu Eling lan Waspodo, harus ingat dan waspada. Kita harus selalu cermat dalam bertindak. Kita harus selalu hati-hati dalam melangkah,” tegasnya. (AGS)