Tunjukan Perbaikan, Penerimaan Perpajakan Sudah Tumbuh Positif
Wednesday, 24 March 2021
JAKARTA. Realisasi penerimaan perpajakan pada bulan Februari 2021 sudah berada pada level positif.
Berdasarkan data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Februari 2021, penerimaan perpajakan yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp 181,8 triliun, atau tumbuh 1,7% dibandingkan periode yang sama tahun 2020.
Perbaikan itu didorong oleh tiga komponen penerimaan seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN), penerimaan cukai dan penerimaan bea keluar yang masing-masing tumbuh 5,2%, 48,3% dan 380,4%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam keterangannya mengatakan kenaikan penerimaan PPN pada bulan Februari menunjukan konsumsi masyarakat sudah mulai membaik.
Sementara peningkatan signifikan dari penerimaan bea keluar didorong oleh membaiknya kinerja ekspor.
Sementara itu, khusus untuk penerimaan pajak memang tercatat masih tumbuh minus 4,8%. Namun kondisi ini lebih baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan penerimaan pajak pada Januari 2021 yang mencapai minus 15%.
Selain PPN, beberapa jenis pajak yang juga mengalami pertumbuhan positif adalah penerimaan PPh Pasal 26 dan penerimaan PPh final, yang masing-masing tumbuh 19,47% dan 4,48%.
Uraian | Realisasi Penerimaan | Pertumbuhan |
PPh Migas | Rp 5,1 triliun | (22,5%) |
Pajak Non Migas | Rp 141,0 triliun | (4,0%) |
a. PPh Non Migas | Rp 80,2 triliun | (10,3%) |
b. PPN | Rp 59,1 triliun | 5,2% |
c. PBB | Rp 0,2 triliun | (37,4%) |
d. Pajak Lainnya | Rp 1,5 triliun | 42,4% |
PENERIMAAN PAJAK | Rp 146,1 triliun | (4,8%) |
Cukai | Rp 28,3 triliun | 48,3% |
Bea Masuk | Rp 5,0 triliun | (9,7%) |
Bea Keluar | Rp 2,4 triliun | 380,4% |
PENRIMAAN BEA DAN CUKAI | Rp 35,6 triliun | 42,1% |
PENERIMAAN PERPAJAKAN | Rp 181,8 triliun | 1,7% |
Optimisme Dunia Usaha
Jika dilihat berdasarkan sektor usaha, penerimaan pajak dari industri pengolahan mengalami pertumbuhan positif 3,32%, begitupun dengan penerimaan dari industri pertambangan yang tumbuh 0,54% serta industri informasi dan komunikasi tumbuh 2,72%.
Kondisi itu didorong oleh meningkatnya kepercayaan dunia usaha, bahwa akan terjadi pemulihan.
Untuk itu, pemerintah akan menjaga optimisme tersebut dengan berbagai kebijakan. Salah satunya, dengan mempercepat program vaksinasi.
Dengan semakin luasnya suplai vaksin diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi dan menciptakan confidence pada pelaku ekonomi. (ASP)