Pertumbuhan Ekonomi 2020 Terkontraksi 2,07%
Friday, 05 February 2021
JAKARTA. Pertumbuhan Ekonomi 2020 Terkontraksi 2,07%JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 2,07% year on year (yoy).
Hal tersebut sejalan dengan angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV yang turun 2,19% dari kuartal IV 2019, atau turun 0,42% jika dibandingkan triwulanl III atau quarter to quarter (q to q).
Dengan demikian, Indonesia saat ini masih belum bisa keluar dari zona resesi. Meskipun secara tren, pertumbuhan ekonomi kuartal IV lebih baik dari triwulan III dan II tahun 2020.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan perekonomian Indonesia yang diukur atas dasar harga konstan tercatat sebesar Rp 2.709 triliun dan atas dasar harga berlaku sebesar Rp 3.929,2 triliun.
Jika dilihat berdasarkan komponennya, kontraksi terbesar terjadi pada Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi yang tumbuh minus 4,95%, disusul oleh pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) sebesar -4,29%.
Sementara konsumsi rumah tangga tumbuh -2,63%, dan konsumsi pemerintah tumbuh positif 1,94%. Sedangkan ekspor tumbuh -7,70% dan impor -14,71%.
Optimisme Pemerintah
Dengan realisasi pertumbuhan tersebut, pemerintah menilai perkembangan ekonomi Indonesia telah menunjukan perbaikan.
Mengingat kontraksi yang terjadi pada triwulan IV 2020 lebih baik jika dibandingkan triwulan II dan III. Sehingga, pemerintah optimis kondisi ekonomi Indonesia akan lebih baik lagi di tahun 2021.
Selain karena angka pertumbuhan ekonomi, optimisme pemerintah tersebut diperkuat juga oleh data lain, seperti indikator Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur pada bulan Januari 2021 yang kembali meningkat dari 51,3 pada Desember 2020 menjadi 52,2 pada Januari 2021, bahkan merupakan level tertinggi dalam enam tahun terakhir.