JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca dagang pada bulan Juni mencatatkan surplus sebesar US$1,2 miliar. Angka ini lebih rendah dari surplus yang terjadi pada Mei 2020, namun demikian BPS melihat ada sinyal positif yang ditunjukan dari data neraca perdagangan kali ini, yaitu meningkatnya nilai ekspor maupun impor dibandingkan angka ekspor dan impor pada bulan sebelumnya.
Nilai ekspor pada bulan Juni tercatat sebesar USD12,03 miliar atau tumbuh 15,09% dibandingkan nilai ekspor Mei 2020 dan tumbuh 2,9% (month to month) dibandingkan ekspor Juni 2019 (year on year). Sedangkan angka impor tercatat USD10,76 miliar atau tumbuh 27,56% dibandingkan Mei 2020 dan tumbuh 6,36% dibandingkan Juni 2019.
Di sisi ekspor pertumbuhan terjadi di bereberapa industri seperti industri pertanian, yang tumbuh 18,99%, industri pengolahan tumbuh 15,96% serta industri industri pertambangan dan lainnya tumbuh 13,69% dibandingkan ekspor pada bulan Mei 2020.
Baca Juga: Gempuran Barang Impor Merugikan, Industri Nasional Jangan Diam!
Sementara di sisi impor, pertumbuhan terjadi di sejumlah golongan barang seperti mesin dan peralatan mekanis yang tumbuh 33,98%, mesin dan perlengkapan elektrik tumbuh 22,69%, kendaraan dan bagiannya 54,22%, gula dan kembang gula 56,47%, serta barang logam mulia, perhiasan atau permata tumbuh 3.463,41%.
Selain itu, sinyal positif juga ditunjukan dari neraca dagang migas yang mengalami defisit sebesar -USD95,2 juta pada bulan Juni dan -USD3,54 miliar pada periode Januari-Juni 2020. Angka ini lebih baik jika dibandingkan dengan neraca migas bulan Mei yang tercatat defisit sebesar -USD96,9 juta. Sedangkan neraca dagang nonmigas Juni 2020 tercatat sebesar USD1,36 miliar lebih rendah dari neraca nonmigas Mei yang sebesar USD2,11 miliar.
Sementara itu secara kumulatif, neraca dagang dari Januari-Juni 2020 tercatat surplus US5,5 miliar dengan nilai ekspor sebesar USD76,41 miliar dan impor sebesar USD70,90 miliar. (ASP)
