Event

Tantangan Bisnis Meningkat, MUC Dorong Kolaborasi di MSI Global Forum

Saturday, 20 June 2020

Tantangan Bisnis Meningkat, MUC Dorong Kolaborasi di MSI Global Forum

MSI Global Alliance, menyoroti tantangan kepemimpinan, manajemen, dan finansial perusahaan yang semakin berat di tengah pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Bahasan ini mengemuka dalam seminar internasional di bidang perpajakan, akuntansi dan hukum yang dikhususkan bagi anggota MSI di wilayah Asia Tenggara, Asia timur dan Asia Selatan, Kamis (18/6).  

MSI Global Aliance merupakan asosiasi firma hukum dan auditor independen terkemuka di dunia  yang beranggotakan lebih dari 250 perusahaan yang tersebar di lebih dari 100 negara. MUC Consulting merupakan anggota MSI dan menjadi satu-satunya wakil Indonesia dalam webinar perdana yang dihelat organisasi yang berbasis di London ini, dengan mengirim Manager Transfer Pricing Tigor Mulia Dalimunthe dan Asisten Manager Marketing Ikhsan Sadar.  

Dalam diskusi internasional virtual tersebut, Chief Executive MSI Global Alliance Timothy Wilson menyebutkan tantangan utama yang dihadapi para pimpinan korporasi dalam situasi saat ini, yang antara lain terkait dengan perubahan cara kerja klien maupun staf perusahaan dengan adanya remote working, serta masalah finansial yang timbul akibat krisis ekonomi global.  

Menurut Wilson, setiap perusahaan anggota MSI memiliki karakteristik permasalahan masing-masing. Sebab, dampak Covid-19 di setiap negara tidak sama terhadap masing-masing perusahaan. "Ada yang perusahaannya cukup terdampak tapi sekarang mulai beranjak kembali normal, ada juga yang sangat terdampak dan masih penuh dengan tantangan karena jumlah kasus Covid-19 di negaranya masih terus meningkat,” tuturnya.  

Dari Singapura, Michael Heng, Managing Partner Heng Lee Seng LLP mengungkapkan omset perusahaannya anjlok sekitar 30-40 persen secara tahunan selama periode April dan Mei, bersamaan dengan pemberlakuan lockdown oleh Pemerintah Singapura. Namun, penurunan pendapatan firma hukumnya masih lebih baik jika dibandingkan dengan para pelaku usaha di sektor pariwisata, perhotelan, dan ritel yang jauh lebih terpukul di masa pandemi ini.  

Kendati terdampak Covid-19, Heng Lee Seng LLP tidak sampai melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawannya berkat bantuan Pemerintah Singapura, yang memberikan subsidi gaji pegawai hingga 75 persen. "Itu tentu saja sangat membantu. Sehingga meski dampaknya cukup signifikan pada perusahaan, kami masih termasuk beruntung,"ungkap Heng.  

Kondisi yang hampir sama juga dirasakan oleh Mansukhlal Hiralal & Company (MHCO Law), firma hukum yang berbasis di Mumbai, India. Bhushan Shah, Partner MHCO Law menuturkan bahwa kondisi bisnis di negaranya, khususnya Mumbai, sangat terdampak Covid-19. Dengan jumlah kasus Corona yang masih tinggi di India, hampir semua firma hukum mengalami tekanan. "70-75 persen, hampir tidak ada pekerjaan. Bagi kami untuk situasi saat ini, bisa meraih BEP (Break Even Point) saja sudah bahagia,"tuturnya.  

Berbeda halnya dengan Tricorglobal, perusahaan konsultan bisnis yang berbasis di Vietnam, yang sampai sat ini masih mampu merekrut karyawan baru. Lim Chor Ghee, Senior Manager Tricorglobal mengatakan kondisi ekonomi dan sosial negaranya jauh lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan yang sama-sama terdampak pandemi. Seperti diketahui, kasus positif Covid-19 di Vietnam hanya mencapai 345 kasus tanpa ada kematian (zero death). Kondisi bisnis di sana juga sudah mulai kembali normal dalam dua minggu terakhir.  

Ghee mengakui, perusahaannya belum bisa terkoneksi dengan beberapa klien dari luar negeri karena jalur kedatangan internasional masih ditutup. Namun, pihaknya optimistis otoritas Vietnam akan sanggup mengendalikan wabah virus ini dan pada September kemungkinan kedatangan internasional akan kembali dibuka.  

"Sementara untuk karyawan kami sekarang, sebagian besar sudah merasa nyaman bekerja di rumah dan di kafe atau tempat yang nyaman lainnya,"urai Ghee. 

Kolaborasi 

Kondisi Indonesia juga tidak luput dari bahasan. Iksan Sadar menguraikan, meskipun ekonomi Indonesia melambat operasional bisnis MUC Consulting masih berjalan optimal meski sebagian besar konsultan bekerja secara remote. Seiring dengan pelonggaran aturan pembatasan sosial, MUC Consulting sudah mulai menerapkan working from office (WFO) untuk sebagian karyawan. Namun, perusahaan membatasi kapasitas karyawan yang bekerja di kantor paling banyak 50 persen dari total pekerja dan sisanya tetap bekerja dari rumah, kecuali ada keperluan mendesak.  

Dalam kesempatan tersebut, Ikhsan juga mengajak kolaborasi para anggota MSI Global, terutama terkait publikasi dengan saling berbagi  informasi kebijakan dan kondisi masing-masing negara untuk klien masing-masing perusahaan. "Karena seperti di Indonesia, pemerintah memberikan insentif perpajakan, sehingga bentuknya kolaborasi publikasi bagi seluruh klien," tutur Iksan.  

MSI Global menyambut baik ajakan kolaborasi tersebut. Timothy Wilson berharap kolaborasi antar-member MSI Global bisa menjadi solusi bagi setiap perusahaan untuk meningkatkan produktivitas kerja secara virtual dan mencapai target-target bisnis di masa depan.  

Selanjutnya, MSI Global Alliance akan kembali menggelar webinar internasional bertemakan “Marketing Your Firm in a Challenging Environment” pada 25-26 Juni 2020, dengan menghadirkan pembicara pakar marketing profesional, Ross Fishman. (Ken/Ags)  




Global Recognition
Global Recognition | Word Tax     Global Recognition | Word TP
Contact Us

Jakarta
MUC Building
Jl. TB Simatupang 15
Jakarta Selatan 12530

+6221-788-37-111 (Hunting)

+6221-788-37-666 (Fax)

Surabaya
Graha Pena 15th floor
Jl. Ahmad Yani 88
Surabaya 60231

 

Subscribe

For more updates and information, drop us an email or phone number.



© 2020. PT Multi Utama Consultindo. All Rights Reserved.