JAKARTA. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memangkas outlook pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2024.
Berdasarkan outlook yang dirilis pada bulan September 2023, pertumbuhan ekonomi global tahun 2024 diperkirakan hanya sebesar 2,7% atau lebih rendah 0,2% dari otlook yang dikeluarkan pada bulan Juni 2023.
Adapun yang menjadi catatan OECD dalam menurunkan prospek kondisi ekonomi global tahun 2024 adalah masih tingginya laju inflasi global serta lemahnya perdagangan dunia.
Meski demikian, sebetulnya OECD menyebut laju inflasi umum diperkirakan akan terus menurun secara bertahap di negara-negara G20 dari 7,8% di tahun 2022 menjadi 6% di tahun 2023 dan kemudian semakin turun 4,8% di tahun 2024.
Menurut OECD beberapa negara maju pertumbuhan ekonominya diperkirakan lebih rendah di tahun 2024.
Misalnya, Inggris pertumbuhan ekonominya ditetapkan lebih rendah 0,2% menjadi hanya 0,8%, Jerman lebih rendah 0,4% menjadi 0,9%, Perancis turun 0,1% menjadi 1,0% dan pertumbuhan ekonomi China yang dipangkas 0,5% menjadi 4,6%.
Dalam catatannya, OECD menyarankan pemerintah di seluruh dunia untuk merancang kebijakan fiskal jangka menengah yang lebih kredibel. Di antaranya dengan merespons kebutuhan belanja yang meningkat dan mengatasi populasi yang menua.
Beberapa isu lain yang harus segera direspons adalah mengenai kebutuhan untuk pertahanan, perubahan iklim dan tingginya beban utang.
Sementara itu, berbeda dengan outlook pertumbuhan ekonomi di tahun 2023. OECD malah menaikkan proyeksinya dibandingkan perkiraan sebelumnya menjadi 3% atau lebih tinggi 0,3% dari outlook yang dirilis per Juni 2023. (ASP)
