Kredit Pajak Anak atau Child Tax Credit (CTC) mungkin masih asing di Indonesia. Namun di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat (AS) penerapan CTC ini sudah lazim.
Di negeri Paman Sam sendiri, CTC mulai diberlakukan pada tahun 1997 silam. Sejak awal, kebijakan CTC ini memang diperuntukkan untuk mendongkrak ekonomi keluarga dengan tanggungan anak, terutama keluarga yang berpenghasilan rendah hingga menengah.
Sejak diberlakukan, besaran CTC ini terus mengalami peningkatan. Khususnya, ketika pandemi melanda berbagai negara di dunia, tidak terkecuali AS. Seperti dikutip dari voaindonesia.com, perluasan CTC ini menjadi bagian dari paket bantuan pemerintahan Presiden Joe Biden senilai USD 1,9 triliun, dalam upaya mengatasi dampak Coronavirus 2019 (Covid-19). Perluasan tersebut berlaku selama setahun dan memungkinkan pembayaran di muka setiap bulannya. Setidaknya sekitar 88 persen anak-anak di Amerika, akan menerima manfaat tersebut.
Teknisnya, setiap keluarga yang memenuhi syarat akan menerima pembayaran hingga USD 300 per bulan untuk setiap anak di bawah usia 6 tahun, dan sekitar USD250 per bulan untuk setiap anak yang berusia 6-17 tahun. Total tunjangan untuk anak-anak tersebut mencapai USD3.600 untuk setiap anak yang berusia di bawah enam tahun, dan USD3.000 untuk setiap anak yang berusia lebih tua.
Sebelumnya, kredit pajak untuk anak-anak dibatasi hanya sebesar USD2.000 per anak dan hanya dibayarkan kepada keluarga yang telah memenuhi kewajiban dengan melaporkan pajak pendapatan mereka pada Dinas Perpajakan Amerika (Internal Revenue Service/IRS). Namun tahun ini, pasangan yang penghasilan tahunannya mencapai USD150 ribu atau kurang, dapat menerima pembayaran penuh pada tanggal 15 setiap bulan, umumnya lewat pembayaran langsung ke bank.
Seperti dikutip dari cbsnews.com, Presiden Biden pun telah mengajukan perpanjangan kenaikan tunjangan untuk anak-anak ini hingga tahun 2025. Perluasan CTC ini merupakan bagian dari Rencana Keluarga Amerika atau American Families Plan senilai USD1,9 triliun. Namun, nasib program perluasan CTC ini masih dalam ketidakpastian.
Terancam Batal
Saat ini, rencana perluasan CTC tersebut tengah diperdebatkan di DPR dan juga Senat. Namun, jumlah mayoritas Demokrat yang tipis di Kongres, cukup menjadi tantangan. Beberapa anggota parlemen terang-terangan mengungkapkan bahwa mereka ingin membatasi perluasan CTC ini hanya satu atau dua tahun saja.
Di samping itu, juga terdapat kritik terkait rencana perluasan program tersebut kurang spesifik. Senator Demokrat Joe Machin mengusulkan adanya perubahan persyaratan, diantaranya program tersebut hanya diperuntukkan bagi keluarga dengan pendapatan USD60 ribu dan menambahkan persyaratan kerja.
“Tidak ada persyaratan kerja [dengan kredit pajak anak yang diperluas] sama sekali. Tidakkah Anda berpikir, jika kita akan membantu anak-anak, maka orang-orang harus berusaha?” kata Manchin bulan lalu seperti dikutip dari fortune.com.
Untuk itu, jika akhirnya Kongres memutuskan tidak memperpanjang perluasan CTC tersebut, maka besaran CTC akan kembali pada jumlah sebelumnya, yakni USD2.000 untuk setiap anak di bawah usia 17 tahun. Selain itu, CTC yang sebelumnya juga tidak termasuk pembayaran bulanan. Sehingga, orang tua harus mengklaim kredit pajak setiap tahun pada pengembalian pajak mereka. (KEN)