News

Indonesia Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Kontraksi 3,49%

Thursday, 05 November 2020

Indonesia Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Kontraksi 3,49%

JAKARTA. Ekonomi Indonesia resmi berada dalam kondisi resesi, setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi tahunan Indonesia atau year on year (yoy) pada kuartal III kembali mengalami kontraksi 3,49%. Sebelumnya, pada kuartal II 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia juga terkontraksi  5,32%.

Menurut kepala BPS Suhariyanto meski berada dalam resesi, angka pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2002 menunjukan perbaikan secara quarter to quarter (q to q) yang tumbuh positif sebesar 5,05%.  "Kondisi ini menjadi modal yang baik untuk melangkah ke kuartal empat," ujar Suhariyanto, Kamis (5/11) di Jakarta.

Faktor PSBB

Adapun perbaikan ini dinilai sebagai dampak dari pelonggaran program Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang mendorong pertumbuhan di berbagai lapangan usaha. Dari semjua lapangan usaha yang ada seluruhnya tumbuh positif jika dibandingkan dengan kuartal II. 

Baca Juga: Pandemi, Resesi dan Nasib Pajak Tahun Ini

Salah satu lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan ekonomi triwulanan terbesar adalah kelompok transportasi dan pergudangan yang tercatat sebesar 24,28%. 

Begitupun untuk lapangan usaha di bidang akomodasi makan dan minum tumbuh 14,79%. Hal ini didorong oleh penambahan perjalanan beberapa armada transportasi dan peningkatan okupansi hotel dan restoran karena pelonggaran PSBB.

Didorong Konsumsi Pemerintah

Jika dilihat dari sisi pengeluaran, secara year on year hampir semua komponen mengami kontraksi kecuali konsumsi pemerintah yang tumbuh positif sebesar 9,76%. Sementara beberapa komponen lainnya masih mengalami kontraksi namun menunjukan perbaikan seperti konsumsi rumah tangga yang tumbuh -4,04%, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) -6,48%, ekspor -10,82% dan impor -21,86%.

Pertumbuhan konsumsi pemerintah ini didorong oleh realisasi belanja bantuan sosial serta barang dan jasa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang jauh lebih baik dari realisasi kuartal II 2020 maupun kuartal III 2019. Termasuk diantaranya akibat pencairan belanja insentif tenaga kesehatan dan belanja pegawai.

Meski mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, konsumsi pemerintah tidak bisa menyelamatkan ekonomi Indonesia dari kondisi resesi, mengingat kontribusinya yang rendah dalam struktur PDB, yaitu sebesar 0,09%. Sementara sumber pertumbuhan tertinggi masih berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 2,17%, dan PMTB sebesar 2,11%. (asp)




Global Recognition
Global Recognition | Word Tax     Global Recognition | Word TP
Contact Us

Jakarta
MUC Building
Jl. TB Simatupang 15
Jakarta Selatan 12530

+6221-788-37-111 (Hunting)

+6221-788-37-666 (Fax)

Surabaya
Graha Pena 15th floor
Jl. Ahmad Yani 88
Surabaya 60231

 

Subscribe

For more updates and information, drop us an email or phone number.



© 2020. PT Multi Utama Consultindo. All Rights Reserved.