Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif terjaga dari tahun ke tahun, meski fluktuatif dan kerap dijeda oleh perlambatan atau bahkan krisis ekonomi. 

Pertumbuhan ekonomi merupakan laju Produk Domestik Bruto (PDB) atau perkembangan pendapatan nasional yang lazim digunakan untuk mengukur kemampuan suatu negara atau kawasan dalam memproduksi barang dan jasa secara berkesinambungan dalam jangka waktu tertentu. Indikator makro ekonomi ini biasanya dikaitkan dengan kinerja banyak hal terkait, termasuk penerimaan perpajakan.

Persentase positif menunjukkan kinerja perekonomian yang bertumbuh, sedangkan persentase negatif mencerminkan kontraksi atau krisis ekonomi suatu negara atau kawasan. Kinerja ekonomi dikatakan membaik jika persentase PDB tahun tertentu lebih tinggi dari periode sebelumnya. Meskipun positif, namun jika persentase PDB tahun tertentu lebih rendah dari tahun sebelumnya maka menunjukkan perlambatan ekonomi. Sebaliknya, jika pertumbuhan ekonominya negatif maka mencerminkan kontraksi atau krisis ekonomi.

Banyak faktor yang saling terkait dan berinteraksi satu sama lain, yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, baik dari sisi produksi (lapangan usaha) maupun dari sisi pengeluaran. PDB dari sisi lapangan usaha dihitung berdasarkan kontribusi pendapatan dari sektor-sektor ekonomi, seperti: pertanian, pertambangan, industri pengolahan, perdagangan, transportasi, dan lain-lain. Sedangkan dari sisi pengeluaran, indikator yang digunakan untuk mengukur PDB biasanya mengacu pada tingkat konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT), Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi langsung, dan ekspor minus impor. (ASP/AGS)