Pandemi Belum Usai, Inflasi Januari Tercatat 0,26%

JAKARTA. Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang belum juga mereda, masih menekan perekonomian domestic. Hal tersebut salah satunya tercermin dari data inflasi pada Januari 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada awal tahun ini   terjadi inflasi sebesar 0,26% secara month to month (mtm). Sementara inflasi tahunan atau year on year (yoy) tercatat 1,55%.

Inflasi pada Januari 2021 ini juga tercatat lebih rendah dibanding tingkat inflasi pada Desember 2020 yang tercatat sebesar 0,45 persen mtm. Seperti dikutip dari bisnis.com, Kepala BPS Suhariyanto menuturkan hampir seluruh kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terhadap inflasi bulan Januari. Diantaranya cabe rawit dengan andil 0,08%, ikan segar 0,04%, tempe 0,03% dan tahu mentah dengan andil sebesar 0,02 persen.

Namun, Suhariyanto mengungkapkan, ada beberapa komoditas yang menyumbang deflasi, seperti telur ayam ras yang memiliki andil 0,04%, bawang merah 0,02% dan tarif angkutan udara sebesar 0,06%. 

"Penurunan harga terjadi karena masa liburan akhir tahun sudah berlalu. Sehingga banyak maskapai menurunkan harga tiket, ini terjadi di 45 kota,"jelasnya. 

Sementara terkait inflasi inti, dikutip dari kontan.co.id, BPS mencatat pada Januari ini terjadi inflasi inti sebesar 1,56%. Angka ini juga mengalami penurunan dibanding besaran inflasi inti pada Desember tahun lalu yang sebesar 1,60% yoy. Menurut Suhariyanto, besaran inflasi inti pada Januari 2021 ini merupakan yang terendah sejak inflasi inti mulai dihitung, yakni pada 2004. Hal ini mengindikasikan konsumsi masyarakat yang masih lesu. 

"Inflasi inti secara tahunan mengalami perlambatan, menandakan bahwa permintaan domestik masih lemah,"imbuhnya. (Ken)