News

Konsumsi Melemah, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal III Hanya Capai 4,94%

Monday, 06 November 2023

Konsumsi Melemah, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal III Hanya Capai 4,94%

JAKARTA. Kondisi ekonomi Indonesia mulai mengalami perlambatan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III tahun 2023 hanya sebesar 4,94% secara tahunan atau Year on Year (YoY), lebih rendah dibanding pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang mencapai 5,17%. 

Dikutip dari cnbcindonesia.com, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan perlambatan ekonomi pada kuartal III ini sejalan dengan pola yang terjadi tahun-tahun sebelumnya. "Pertumbuhan kuartal III selalu lebih rendah dari kuartal II, kecuali pada 2020 ketika terjadi pandemi,"kata Amalia saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (6/11).

Berdasarkan komponen pengeluaran, sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia terbesar masih berasal dari konsumsi rumah tangga, dengan pertumbuhan sebesar 5,06% (yoY) dan berkontribusi sebesar 52,62% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal III lebih rendah dibanding kuartal lalu yang sebesar 5,22%. 

Menurut Amalia, melemahnya kontribusi konsumsi rumah tangga dipicu oleh faktor-faktor pendorong musiman, seperti momen hari raya Idul Fitri dan Idul Adha serta adanya event internasional dan nasional yang tidak terjadi lagi di kuartal III. "Event-event itu terjadi di kuartal II, sehingga di kuartal III ini tidak sekuat pada kuartal sebelumnya," tuturnya. 

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi di kuartal III ini salah satunya disebabkan oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang melemah dibanding kuartal sebelumnya. Pertumbuhan konsumsi ini pun tidak sesuai dengan ekspektasi, karena pemerintah awalnya meyakini tingkat kepercayaan konsumen masih tetap tinggi. 

"Kalau kita lihat dibandingkan dengan outlook yang selama ini disampaikan, untuk konsumsi yang dikeluarkan oleh BPS memang relatif lebih rendah dari yang kita ekspektasi. Ini perlu kita lihat pengaruhnya apa. Apakah psikologis dengan kondisi El Nino, harga beras naik, dan berbagai faktor,” ungkapnya seperti dikutip dari kontan.co.id.

Meski begitu, Sri Mulyani menekankan bahwa komponen pertumbuhan ekonomi yang lain yakni melihat Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yakni 5,7%, bahkan jauh lebih tinggi dari yang pemerintah proyeksikan. “Ini konfirmasi dengan tadi, industri manufaktur dan masuknya capital inflow, jadi ini masih sangat positive story dari indonesia yang  kita akan coba untuk jaga terus,” imbuhnya. (KEN) 




Global Recognition
Global Recognition | Word Tax     Global Recognition | Word TP
Contact Us

Jakarta
MUC Building
Jl. TB Simatupang 15
Jakarta Selatan 12530

+6221-788-37-111 (Hunting)

+6221-788-37-666 (Fax)

Surabaya
Graha Pena 15th floor
Jl. Ahmad Yani 88
Surabaya 60231

 

Subscribe

For more updates and information, drop us an email or phone number.



© 2020. PT Multi Utama Consultindo. All Rights Reserved.