Penyediaan dan Pemesanan Pita Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol
(1) | Pita cukai MMEA disediakan di Kantor Pusat dan di Kantor. |
(2) | Pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakan berdasarkan P3C MMEA. |
(1) | Pita cukai untuk Pengusaha Pabrik:
|
(2) | Pita cukai untuk importir disediakan di Kantor Pusat. |
(3) | Pita cukai untuk Pengusaha Pabrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat disediakan di Kantor Pusat dengan pemberitahuan tertulis dari pengusaha yang bersangkutankepada kepala Kantor. |
(1) | Untuk penyediaan pita cukai, Pengusaha Pabrik atau Importir harus mengajukan P3C MMEA kepada kepala Kantor. |
(2) | Kepala Kantor meneruskan P3C MMEA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke Kantor Pusat pada hari kerja berikutnya. |
(3) | Tata cara penyediaan pita cukai MMEA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal ini. |
(1) | Pengusaha Pabrik atau Importir dapat mengajukan permohonan penyediaan pita cukai mulai tanggal 1 (satu) sampai dengan tanggal 10 (sepuluh) setiap bulannya untuk kebutuhan bulan berikutnya dengan menggunakan P3C MMEA pengajuan awal kepada kepala Kantor. |
(2) | Dikecualikan dari batas waktu P3C MMEA pengajuan awal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan dalam hal:
|
(3) | P3C MMEA pengajuan awal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali setiap bulan. |
(4) | Dalam hal P3C MMEA pengajuan awal tidak mencukupi Pengusaha Pabrik/Importir dapat mengajukan 1 (satu) kali P3C MMEA tambahan sampai dengan tanggal 20 bulan P3C MMEA pengajuan awal. |
(1) | Pengusaha Pabrik atau Importir yang telah mengajukan P3C MMEA dapat mengajukan CK-1A kepada kepala Kantor untuk mendapatkan pita cukai. |
(2) | Jumlah pita cukai yang dipesan dengan CK-1A disesuaikan dengan jumlah persediaan pita cukai yang ada di Kantor Pusat atau Kantor. |
(1) | Untuk pemesanan pita cukai, Pengusaha Pabrik atau Importir harus mengajukan CK-1A kepada Kepala Kantor. |
(2) | Dalam hal pita cukai disediakan di Kantor Pusat, kepala Kantor meneruskan CK-1A sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke Kantor Pusat pada hari kerja berikutnya. |
(3) | Tata cara pemesanan pita cukai MMEA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal ini. |
(1) | Setelah berakhirnya tahun anggaran dan/atau berlakunya kebijakan baru di bidang cukai yang berpengaruh terhadap pita cukai, atas pita cukai yang telah disediakan berdasarkan P3C MMEA yang tidak direalisasikan dengan CK-1A dan masih berada di Kantor Pusat dan Kantor dilakukan pencacahan. |
(2) | Pencacahan atas pita cukai yang tidak direalisasikan dengan CK-1A sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 60 (enam puluh) hari setelah berakhirnya tahun anggaran dan/atau berlakunya kebijakan baru di bidang cukai yang berpengaruh terhadap pita cukai oleh:
|
(3) | Hasil pencacahan pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dituangkan dalam berita acara pencacahan yang dibuat rangkap 2 (dua) dengan peruntukan:
|
(4) | Hasil pencacahan pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, dituangkan dalam berita acara pencacahan dan disampaikan kepada Direktur. |
(5) | Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) sekurang-kurangnya memuat:
|
(6) | Sisa pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan berita acara pencacahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, dikirimkan oleh kepala Kantor ke Kantor Pusat, paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah dilakukan pencacahan. |
(7) | Kantor Pusat melakukan pemusnahan atas sisa pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (6) sesuai ketentuan yang berlaku. |
(1) | Pengusaha pabrik atau importir yang telah mengajukan P3C MMEA namun tidak merealisasikan seluruhnya dengan CK-1A, dikenai biaya pengganti penyediaan pita cukai. |
(2) | Dikecualikan dari ketentuan pengenaan biaya pengganti penyediaan pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam hal terjadi kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan administratif oleh Pejabat Bea dan Cukai. |
(3) | Besarnya biaya pengganti penyediaan pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk setiap keping pita cukai adalah Rp 300,00 (tiga ratus rupiah). |
(4) | Atas sisa pita cukai yang tidak direalisasikan dengan CK-1A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a, Kepala Kantor menerbitkan SPPBP sesuai dengan contoh format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal ini. |
(5) | Atas sisa pita cukai yang tidak direalisasikan dengan CK-1A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf b, Direktur memberitahukan kepada kepala Kantor untuk menerbitkan SPPBP. |
(6) | Pembayaran biaya pengganti penyediaan pita cukai dibuktikan dengan menggunakan Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak (SSPCP) sebagai Pendapatan Cukai Lainnya. |
(7) | Biaya pengganti penyediaan pita cukai wajib dilunasi paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya SPPBP. |
(8) | Dalam hal biaya pengganti penyediaan pita cukai tidak dilunasi dalam waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (7), P3C MMEA dan CK-1A berikutnya tidak dilayani. |
(1) | Untuk kelancaran pelayanan pita cukai, P3C MMEA yang dibuat di Indonesia dengan kadar etil alkohol lebih dari 5% (lima persen) untuk tahun 2010 dapat dilaksanakan mulai tanggal 26 Nopember 2009. |
(2) | Terhadap P3C MMEA asal impor yang diajukan sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini, akan diselesaikan berdasarkan P-17/BC/2008. |
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 04 November 2009 DIREKTUR JENDERAL, -ttd- ANWAR SUPRIJADI NIP 120050332 |
Salinan Sesuai Aslinya Sekretaris Direktorat Jenderal u.b. Kepala Bagian Organisasi Dan Tatalaksana ttd Harry Mulya NIP 060079900 |