News
Ketidakpastian Global Bermodal Kekuatan Dalam Negeri

Monday, 30 January 2017

Ketidakpastian Global Bermodal Kekuatan Dalam Negeri

Ketidakpastian di pasar global terutama yang dipicu oleh kebijakan baru di Amerika Serikat mendorong pemerintah untuk menggenjot sumber pertumbuhan ekonomi dari dalam negeri termasuk mengamankan daya beli masyarakat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan fokus yang diarahkan pada domestik merupakan respons dari ketidakpastian ekonomi global, terlebih setelah Donald Trump resmi menjadi Presiden Amerika Serikat. Sebagai negara besar, menurutnya, Indonesia memiliki pilihan tersebut.

“Karena yang memproduksi ketidakpastian itu sehari bisa tiga kali melalui Twitter. Ketidakpastian itu harus kita sikapi dengan opsi yang lebih controllable. Fokus kepada domestik tanpa kita menjadi inward looking,” ujarnya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Langkah ini, sambungnya, memang tidak mudah untuk diterapkan. Namun, Menkeu optimistis bisa direalisasikan. Penguatan fundamental ekonomi dari sisi domestik ini akan dilakukan dengan memperbaiki komposisi demografi Indonesia.

Menurut dia, menciptakan masyarakat yang produktif dan kompetitif mampu mengamankan daya beli. Langkah ini dinilai krusial terlebih konsumsi rumah tangga masih mendominasi laju produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Pada saat yang bersamaan, pemerintah tetap berupaya menyediakan kesempatan dan lapangan kerja. Hal ini dilakukan dengan terus membenahi berbagai hambatan arus investasi ke Indonesia. Selain itu, pemerintah juga berinvestasi ke belanja produktif dengan APBN.

Dalam APBN 2017, asumsi pertumbuhan ekonomi disetel sebesar 5,1%, terakselerasi tipis dari perkiraan tahun lalu sekitar 5%. Dengan asumsi tersebut, pos pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) diestimasi tumbuh 5,0%.

Sementara itu, pertumbuhan pos pembentukan modal tetap bruto (PMTB) diproyeksi mampu mencapai 6,0%. Pihaknya memahami arus investasi di hampir semua emerging market melemah, tapi Sri Mulyani optimistis investasi semakin baik pada tahun ini.

“Kita melihat kesempatan itu muncul dengan adanya tren dari harga komoditas yang mulai naik dan tidak terus memburuk. Ada beberapa volume dari perdagangan internasional yang sudah mulai pick-up,” katanya.

Menilik data Badan Koordinasi Penanaman Modal, realisasi investasi pada tahun lalu mencapai Rp612,8 triliun tumbuh 12,4% dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya Rp545,4 triliun. Angka itu sekaligus menorehkan perlambatan karena pada 2015 investasi tumbuh 17,8%.

Mesin Utama

Chief Economist SIGC (SKHA Institute for Global Competitiveness) Eric Sugandi menilai investasi tahun ini seharusnya bisa lebih baik karena suku bunga lebih rendah dari awal tahun lalu, permintaan rumah tangga masih kuat, dan paket kebijakan pemerintah yang mulai menunjukkan hasil.

Untuk menghadapi ketidakpastian global terutama arah ekonomi yang cenderung protektif, penjagaan momentum pertumbuhan konsumsi rumah tangga menjadi krusial karena hal tersebut merupakan mesin utama pertumbuhan dan kontribusi PDB.

Sementara itu, ekonom Creco Consulting Chatib Basri mengatakan peningkatan daya beli bisa dilakukan melalui cash forward dengan memberikan pendapatan kepada penduduk miskin melalui program pembangunan infrastruktur atau padat karya dalam jangka pendek atau enam bulan.

Dia meyakini hal itu bisa menggerakkan permintaan, tetapi laju inflasi tetap perlu dijaga rendah. Permintaan yang meningkat akan membuat berbagai industri bergerak sehingga diikuti aksi berekspansi dari swasta.

"Jangan kasih uang pada orang kaya, karena mereka akan nabung. Kalau orang miskin, mereka pasti akan belanja. Kalau dia beli makanan, permintaan akan naik, industri akan jalan," ucapnya, pekan lalu.

Menurutnya, tingkat bunga kredit yang sulit turun diakibatkan tidak adanya permintaan dari masyarakat yang menyebabkan menurunnya daya beli. Kredit usaha rakyat pun bergantung pada tingkat konsumsi masyarakat.

Tahun ini, bunga kredit KUR tetap 10% dengan perluasan penyaluran ke sektor produksi semacam pertanian dan perikanan hingga 40% dari target penyaluran Rp110 triliun.
"Kalau anda kasih KUR pada petani, dia produksi barang, barangnya enggak ada yang beli. Yang kita butuh adalah yang beli barang supaya nanti diambil kreditnya. Yang sekarang terjadi permintaannya lemah," ucapnya.

Pada kesempatan berbeda, Rizal Affandi Lukman, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Internasional Kemenko Perekonomian mengatakan tema ketidakpastian global terutama efek dari rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump, diperkirakan akan mendominasi pembahasan dalam pertemuan G20 tahun ini.

Kendati demikian, penjagaan ekonomi terbuka dan penghindaran adanya proteksionisme masih akan menjadi fokus negara-negara G20. “Nanti kita akan lihat, test the water positioning Amerika Serikat seperti apa. Tapi tetap komitmen bersama sistem perdagangan terbuka,” jelasnya.

http://koran.bisnis.com/read/20170130/433/623937/bermodal-kekuatan-dalam-negeri-

Related Articles

News

Kepala BKPM Sebut Pengurang Pajak Perusahaan Inovatif Sebesar 200%

News

Pajak e-Commerce akan Bertahap, Dimulai dari Toko Online

News

Beleid e-Commerce, Pemain Non-Marketplace Tak Masuk


Global Recognition
Global Recognition | Word Tax     Global Recognition | Word TP
Contact Us

Jakarta
MUC Building
Jl. TB Simatupang 15
Jakarta Selatan 12530

+6221-788-37-111 (Hunting)

+6221-788-37-666 (Fax)

Surabaya
Graha Pena 15th floor
Jl. Ahmad Yani 88
Surabaya 60231

+6231-828-42-56 (Hunting)

+6231-828-38-84 (Fax)

Subscribe

For more updates and information, drop us an email or phone number.



© 2020. PT Multi Utama Consultindo. All Rights Reserved.