Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/Pmk.02/2015 Tentang Tata Cara Penyediaan Anggaran, Penghitungan, Pembayaran, Dan Pertanggungjawaban Dana Subsidi Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 169/PMK.02/2021
TENTANG
PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN
MENTERI KEUANGAN NOMOR 130/PMK.02/2015 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN
ANGGARAN, PENGHITUNGAN, PEMBAYARAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA SUBSIDI
JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
| |||||
|
|
|
|
|
|
Menimbang
|
:
|
a.
|
bahwa ketentuan mengenai tata cara
penyediaan anggaran, penghitungan, pembayaran, dan pertanggungjawaban
dana subsidi jenis bahan bakar minyak tertentu, telah diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.02/2015 tentang Tata Cara
Penyediaan Anggaran, Penghitungan, Pembayaran, dan Pertanggungjawaban
Dana Subsidi Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
216/PMK.02/2020 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 130/PMK.02/2015 tentang Tata Cara Penyediaan Anggaran,
Penghitungan, Pembayaran, dan Pertanggungjawaban Dana Subsidi Jenis
Bahan Bakar Minyak Tertentu;
|
||
|
|
b.
|
bahwa dalam rangka menyempurnakan
mekanisme pelaksanaan pembayaran subsidi jenis bahan bakar minyak
tertentu untuk minyak solar (gas oil), perlu dilakukan
perubahan ketiga terhadap ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 130/PMK.02/2015 tentang Tata Cara Penyediaan Anggaran,
Penghitungan, Pembayaran, dan Pertanggungjawaban Dana Subsidi Jenis
Bahan Bakar Minyak Tertentu sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 216/PMK.02/2020 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.02/2015
tentang Tata Cara Penyediaan Anggaran, Penghitungan, Pembayaran, dan
Pertanggungjawaban Dana Subsidi Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu;
|
||
|
|
c.
|
bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.02/2015 tentang Tata Cara Penyediaan
Anggaran, Penghitungan, Pembayaran, dan Pertanggungjawaban Dana Subsidi
Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu;
|
||
|
|
|
|
|
|
Mengingat
|
:
|
1.
|
Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
|
||
|
|
2.
|
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008
tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
|
||
|
|
3.
|
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013
tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013
tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 229, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6267);
|
||
|
|
4.
|
Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun
2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan
Bakar Minyak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 399)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 69 Tahun 2021
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014
tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar
Minyak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 169);
|
||
|
|
5.
|
Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020 tentang Kementerian Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 98);
|
||
|
|
6.
|
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
130/PMK.02/2015 tentang Tata Cara Penyediaan Anggaran, Penghitungan,
Pembayaran, dan Pertanggungjawaban Dana Subsidi Jenis Bahan Bakar Minyak
Tertentu (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1033)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 216/PMK.02/2020 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.02/2015 tentang Tata Cara Penyediaan
Anggaran, Penghitungan, Pembayaran, dan Pertanggungjawaban Dana Subsidi
Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 1604);
|
||
|
|
7.
|
Peraturan Menteri Keuangan Keuangan Nomor 118/PMK.01/2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1031);
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
MEMUTUSKAN:
|
|||
Menetapkan
|
:
|
PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG
PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 130/PMK.02/2015
TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN ANGGARAN, PENGHITUNGAN, PEMBAYARAN, DAN
PERTANGGUNGJAWABAN DANA SUBSIDI JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU.
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
Pasal I
|
|||
|
|
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
130/PMK.02/2015 tentang Tata Cara Penyediaan Anggaran, Penghitungan,
Pembayaran, Dan Pertanggungjawaban Dana Subsidi Jenis Bahan Bakar Minyak
Tertentu (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1033) yang
telah beberapa kali diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan:
|
|||
|
|
a.
|
Nomor 157/PMK.02/2016 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1594);
|
||
|
|
b.
|
Nomor 216/PMK.02/2020 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1604);
|
||
|
|
Diubah sebagai berikut:
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
1.
|
Ketentuan angka 4 Pasal 1 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pasal 1
|
||
|
|
|
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
|
||
|
|
|
1.
|
Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu yang
selanjutnya disebut Jenis BBM Tertentu adalah bahan bakar yang berasal
dan/atau diolah dari minyak bumi dan/atau bahan bakar yang berasal
dan/atau diolah dari minyak bumi yang telah dicampurkan dengan bahan
bakar nabati (Biofuel) sebagai bahan bakar lain dengan jenis,
standar dan mutu (spesifikasi), harga, volume, dan konsumen tertentu dan
diberikan subsidi.
|
|
|
|
|
2.
|
Harga Dasar Jenis BBM Tertentu adalah
harga yang ditetapkan oleh Menteri ESDM sebagaimana ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan.
|
|
|
|
|
3.
|
Harga Jual Eceran Jenis BBM Tertentu
adalah harga yang ditetapkan oleh Menteri ESDM sebagaimana ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan.
|
|
|
|
|
4.
|
Badan Usaha adalah perusahaan
berbentuk badan hukum yang menjalankan jenis usaha bersifat tetap, terus
menerus, dan didirikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta
bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
|
|
|
|
|
5.
|
Badan Pengatur adalah badan pengatur sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
|
|
|
|
|
6.
|
Konsumen Pengguna Jenis BBM Tertentu
adalah konsumen Jenis BBM Tertentu sebagaimana ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan.
|
|
|
|
|
7.
|
Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Umum
Negara yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat pada satuan kerja
dari masing-masing Pembantu Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara yang
memperoleh penugasan dari Menteri Keuangan untuk melaksanakan
kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan anggaran belanja subsidi Jenis
BBM Tertentu yang berasal dari Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara.
|
|
|
|
|
8.
|
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disingkat DIPA adalah dokumen
pelaksanaan anggaran yang disusun oleh KPA.
|
|
|
|
|
9.
|
Rekening Dana Cadangan adalah rekening
milik Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara yang digunakan
untuk menyimpan Dana Cadangan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Ketentuan ayat (3) Pasal 22 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pasal 22
|
||
|
|
|
(1)
|
Dalam hal terdapat selisih kurang
pembayaran subsidi Jenis BBM Tertentu antara yang telah dibayar kepada
Badan Usaha dengan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
21, kekurangan pembayaran tersebut akan dibayarkan kepada Badan Usaha
sepanjang telah dianggarkan dalam APBN dan/atau APBN Perubahan.
|
|
|
|
|
(2)
|
Dalam hal dana kekurangan pembayaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum dianggarkan pada tahun
berjalan, dana tersebut dapat diusulkan untuk dianggarkan dalam APBN
dan/atau APBN-Perubahan tahun anggaran berikutnya.
|
|
|
|
|
(3)
|
Dalam hal terdapat selisih lebih
pembayaran subsidi Jenis BBM Tertentu antara yang telah dibayar kepada
Badan Usaha dengan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
21, kelebihan pembayaran tersebut harus segera disetor ke Kas Negara
oleh Badan Usaha menggunakan kode akun 425915 (Penerimaan Kembali
Belanja Subsidi Tahun Anggaran Yang Lalu).
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Ketentuan ayat (3) Pasal 23 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pasal 23
|
||
|
|
|
(1)
|
Dalam hal terdapat selisih kurang pembayaran PPN atas penyerahan BBM Jenis Minyak Tanah (Kerosene)
oleh Badan Usaha kepada Pemerintah yang telah dibayar kepada Direktorat
Jenderal Pajak dengan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud. dalam
Pasal 22; selisih kurang pembayaran PPN atas penyerahan BBM Jenis Min
yak Tanah (Kerosene) oleh Badan Usaha kepada Pemerintah
dibayarkan oleh KPA kepada Direktorat Jenderal Pajak sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan sepanjang telah dianggarkan dalam APBN
dan/atau APBN-Perubahan.
|
|
|
|
|
(2)
|
Dalam hal dana kekurangan pembayaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum dianggarkan pada tahun
berjalan, dana tersebut dapat diusulkan untuk dianggarkan dalam APBN
dan/atau APBN-Perubahan tahun anggaran berikutnya.
|
|
|
|
|
(3)
|
Dalam hal terdapat selisih lebih pembayaran PPN atas penyerahan BBM Jenis Minyak Tanah (Kerosene)
oleh Badan Usaha kepada Pemerintah yang telah dibayar kepada Direktorat
Jenderal Pajak dengan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22, kelebihan pembayaran tersebut harus dipindahbukukan dari
rekening penerimaan pajak ke rekening Kas Negara sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan menggunakan kode akun 425915 (Penerimaan
Kembali Belanja Subsidi Tahun Anggaran Yang Lalu).
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Ketentuan Pasal 29 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pasal 29
|
||
|
|
|
KPA menyelenggarakan akuntansi dan
pelaporan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
sistem akuntansi dan pelaporan keuangan belanja subsidi.
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Di antara Pasal 30 dan Pasal 31 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 30A sehingga berbunyi sebagai berikut:
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pasal 30A
|
||
|
|
|
(1)
|
Penugasan penyediaan dan
pendistribusian Jenis BBM Tertentu melalui penunjukan langsung kepada
Badan Usaha dapat dilaksanakan oleh anak perusahaan Badan Usaha sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
|
|
|
|
|
(2)
|
Dalam hal penugasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh anak perusahaan Badan Usaha,
anak perusahaan Badan Usaha berkewajiban melakukan:
|
|
|
|
|
|
a.
|
penyediaan dan pendistribusian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8;
|
|
|
|
|
b.
|
menyelesaikan kewajiban perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Pasal 14, Pasal 23, dan Pasal 24;
|
|
|
|
|
c.
|
penagihan, penerimaan pembayaran, dan
pengembalian kelebihan pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
sampai dengan Pasal 17 dan Pasal 19 sampai dengan Pasal 25; dan
|
|
|
|
|
d.
|
Pertanggungjawaban dana subsidi Jenis BBM Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 dan Pasal 28.
|
|
|
|
(3)
|
Badan Usaha bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu
yang dilaksanakan oleh anak perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2).
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
Di antara Pasal 31 dan Pasal 32 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 31B sehingga berbunyi sebagai berikut:
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pasal 31B
|
||
|
|
|
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30A berlaku sejak tagihan subsidi Jenis BBM Tertentu bulan September 2021.
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
Pasal II
|
|||
|
|
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
|
|||
|
|
|
|||
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 November 2021
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SRI MULYANI INDRAWATI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 25 November 2021
DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BENNY RIYANTO
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2021 NOMOR 1300 |