News

Indeks Saham AS Berjatuhan, Asia Membaik

VIVAnews - Saham Asia merangkak naik pada Senin, 10 September, dengan harapan melemahnya data pekerjaan AS akan mendorong Federal Reserve mengumumkan stimulus baru minggu ini, serta Eropa memanfaatkan peristiwa penting minggu ini untuk mendorong pengelolaan krisis utang.

Produksi industri China melambat pada Agustus, ini menandakan daya beli konsumen terus menurun dan diharapkan ada pelonggaran kebijakan moneter untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang kemungkinan menurun.

Departemen Tenaga Kerja AS juga mengumumkan data bahwa nonfarms payrolls AS pada Agustus ini tumbuh 96.000 pekerjaan, angka ini jauh di bawah perkiraan sebesar 125.000.

Kantor berita Reuters melaporkan, indeks MSCI dari saham Asia Pasifik selain Jepang naik 0,22 persen, setelah naik hampir 2,2 persen, kenaikan terbesar harian dalam enam minggu pada Jumat. Sedangkan indeks Nikkei Jepang dibuka turun 0,2 persen.

Di pasar saham AS indeks saham Dow Jones Industrial Average turun 2,24 poin atau 0,02 persen, di posisi 13.289,76. Indeks Standard & Poor 500 naik 4,87 poin atau 0,34 persen pada 1.436,99. Sedangkan Nasdaq Composite Index turun 0,45 poin atau 0,01 persen menjadi 3.135,36.

Sementara itu dolar AS turun 0,95 persen menjadi 80,27 terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Nilai tukar euro terhadap dolar menyentuh tertinggi selama empat bulan menjadi US$1,2789. Demikian juga terhadap franc Swiss juga naik ke level tertinggi dalam delapan bulan. 

Emas berjangka AS melonjak menjadi US$ 1.740,80 per ons, tertinggi sejak akhir Februari.

Harga minyak naik dalam perdagangan yang volatile atas harapan stimulus baru The Fed. Minyak mentah AS ditutup naik 0,93 persen pada US$96,42 per barel. (eh)