Other
Beban Ganda yang Berlipat Ganda di Masa Pandemi

Fahradina Putri Wardhani, Senior Transfer Pricing Consultant MUC Consulting | Wednesday, 22 December 2021

Beban Ganda yang Berlipat Ganda di Masa Pandemi

Istilah burnout sebenarnya sudah ada sejak lama. Namun, ketika pandemi datang berkepanjangan, istilah burnout menjadi sangat populer. Dilansir dari webmd.com, burnout adalah suatu bentuk kelelahan yang disebabkan oleh perasaan kewalahan yang berlangsung terus-menerus. Ini adalah hasil dari stres emosional, fisik, dan mental yang berlebihan serta berkepanjangan. Dalam banyak kasus, burnout biasanya dikaitkan dengan beban pekerjaan.

Di masa pandemi, banyak perusahaan memberlakukan sistem kerja jarak jauh atau remote working. Banyak pekerja akhirnya bekerja dari rumah alias Work From Home (WFH). Sistem kerja semacam ini memang dinilai lebih fleksibel. Namun, di sisi lain WFH justru meningkatkan fenomena burnout di kalangan pekerja kantoran. Berdasarkan polling yang dilakukan di sosial media CNNIndonesia.com, mayoritas pekerja atau 77,3 persen mengaku pernah mengalami burnout baik pekerja laki-laki maupun perempuan.

Namun, "kadar" burnout pada perempuan, khususnya ibu bekerja, ternyata lebih tinggi dibanding laki-laki, termasuk para ayah yang juga pekerja. Seperti dilansir dari mckinsey.com, berdasarkan survei Kaiser Family Foundation pada tahun 2020, secara global, dampak pandemi pada kaum ibu bekerja cukup besar. Survei yang diadakan di beberapa negara maju dan berkembang tersebut menunjukkan, sekitar 75% ibu bekerja lebih mungkin bergelut dengan masalah kesehatan mental dibanding ayah yang hanya 69%.

Dari hasil riset McKinsey sendiri menunjukkan bahwa ibu yang menjalani WFH, tingkat kesejahteraannya jauh lebih rendah daripada ayah yang melakukan remote working. Riset tersebut juga menunjukan bahwa sebanyak 42% Ibu bekerja mengalami burnout di masa pandemi.

The Double Shift

Apa penyebabnya? Singkat saja, beban ganda. Sudah bukan hal yang baru jika ibu yang bekerja tidak hanya menjalankan peran sebagai pekerja, namun juga sebagai ibu rumah tangga, termasuk di dalamnya beban pengasuhan. Inilah yang disebut beban ganda atau double shift. Bahkan, sejumlah riset dari sejak beberapa dekade lalu, mengungkapkan bahwa perempuan melakukan lebih banyak pekerjaan domestik dan pengasuhan ketimbang laki-laki.

Kini, di masa pandemi, beban perempuan khususnya ibu bekerja, makin berat. Setidaknya para ibu ini harus menambah waktu "bekerjanya" baik sebagai karyawan maupun ibu rumah tangga. Fenomena beban ganda yang makin berlipat ini tidak bisa dibiarkan. Dari pihak pasangan, harus segera belajar untuk ikut mengambil peran demi meringankan beban ini.

Sementara dari sisi perusahaan, juga harus mulai mencari solusi terbaik. Sebab, perempuan, dalam hal ini adalah ibu bekerja adalah aset perusahaan. Bahkan, banyak riset membuktikan bahwa perusahaan yang memposisikan para perempuan di jajaran top management, cenderung lebih mudah meraih sukses. Karena itu, perusahaan yang memiliki banyak karyawan berstatus ibu bekerja sebaiknya mulai berpikir cara membangun tempat kerja yang lebih baik dan ramah perempuan, khususnya para ibu. 

Sebab, masih berdasarkan riset yang dilakukan McKinsey, sebelum pandemi ibu yang bekerja memiliki ambisi karir yang sama dengan pekerja wanita secara keseluruhan. Namun ketika pandemi terjadi, beban di tempat kerja dan di rumah bagi ibu pun bertambah. Dampaknya, sekitar 33% ibu yang bekerja tidak lagi memiliki ambisi besar pada karirnya. Bahkan, sebagian dari mereka juga berpikir untuk mengundurkan diri. 

Respon Ideal Perusahaan

Agar ibu bekerja bisa tetap bertahan dan berdaya, maka perusahaan harus merespon dengan cepat.  Nah, bagaimana idealnya perusahaan merespon hal tersebut?. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan perusahaan. Diantaranya, menormalkan program flexible time dengan skema remote working. Sehingga jam kerja tidak lagi saklek di pukul 9 pagi sampai pukul 5 sore. Selanjutnya, menyiapkan kebijakan dan program perusahaan yang mendukung childcare atau pengasuhan anak. Sebagai contoh beberapa perusahaan telah menyediakan, program childcare darurat, program childcare bersubsidi sampai program bimbingan belajar untuk anak usia sekolah. 

Kemudian, perusahan juga harus bisa memastikan kriteria atau indikator yang sesuai dan efektif dalam promosi jenjang karir. Dengan adanya kriteria atau indikator yang jelas terkait promosi, maka para ibu pun bisa fokus memilih indikator mana yang mungkin bisa dicapai dengan hasil maksimal. Karena ibu bekerja dengan segala beban dan permasalahannya, tidak mungkin mendapat nilai sempurna di semua indikator. 

Solusi Pribadi 

Menjadi ibu bekerja di masa pandemi memang berat. Namun, kita harus percaya bahwa kita kuat dan mampu. Beberapa upaya yang bisa dilakukan para ibu dalam menghadapi burnout antara lain dengan membuat jadwal dan to-do-list harian dengan detil. Jangan lupa membuat jadwal prioritas. Dengan memiliki jadwal, urusan kantor maupun urusan domestik akan lebih tertata. 

Berikutnya, jangan ragu meminta bantuan jika memang membutuhkan. Bantuan bisa datang dari pasangan, orang tua atau mertua atau bahkan rekan kerja, jika ada tugas yang bisa didelegasikan. Meminta bantuan sesekali pada orang lain bukanlah hal yang buruk. Yang terakhir, jika burnout yang dialami tidak kunjung mereda, ada baiknya segera mengajukan cuti. Atasan maupun perusahaan pun pasti akan memahami. Karena bekerja dalam kondisi burnout juga tidak akan membawa hasil yang maksimal. 

Fenomena burnout bagi ibu bekerja di masa pandemi memang seolah tidak terhindarkan. Namun, ibu bekerja yang menyandang beban ganda beserta persoalan-persoalan lainnya layak diacungi jempol. Karena menyeimbangkan waktu antara karir, keluarga dan me-time itu bukan perkara mudah. Selamat hari ibu! (KEN) 




Global Recognition
Global Recognition | Word Tax     Global Recognition | Word TP
Contact Us

Jakarta
MUC Building
Jl. TB Simatupang 15
Jakarta Selatan 12530

+6221-788-37-111 (Hunting)

+6221-788-37-666 (Fax)

Surabaya
Graha Pena 15th floor
Jl. Ahmad Yani 88
Surabaya 60231

+6231-828-42-56 (Hunting)

+6231-828-38-84 (Fax)

Subscribe

For more updates and information, drop us an email or phone number.



© 2020. PT Multi Utama Consultindo. All Rights Reserved.