Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan bahwa Indonesia siap menyambut implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, meskipun masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sebelum itu.

"Proses persiapan masih terus berjalan, dan dalam kaitannya dengan AEC, persiapan kita sudah 75 persen dan saya yakin kita mampu untuk menjalankan AEC," kata Bayu seusai jumpa pers di Jakarta, Rabu.

Bayu mengatakan bahwa dua tahun menjelang pelaksanaan AEC, dia yakin semua persiapan terkait poin-poin penting segera terselesaikan.

"Dalam dua tahun akan dipersiapkan poin-poin kunci seperti standarisasi, ketentuan untuk jasa, dan lain-lain," tambah Bayu.

Bayu menjelaskan, selain itudengan diberlakukannya AEC juga membuka kesempatan bagi dunia usaha Indonesia untuk berkarya di negera-negara ASEAN.

"Indonesia harus lebih sering untuk keluar, dan AEC merupakan kesempatan yang baik untuk melakukan hal itu. Selain itu, produk dari Indonesia juga bisa dibawa ke negara lain," ujar Bayu.

Untuk saat ini, lanjut Bayu, arus investasi antara negara-negara ASEAN berada dalam kondisi yang cukup baik dan menjanjikan bagi namun untuk ketenagakerjaan masih dibicarakan namun juga mengarah ke arah yang baik.

Didirikan pada tahun 1967, ASEAN beranggotakan Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.

Pada KTT Asean ke-21, Indonesia ditunjuk sebagai pemimpin juru runding Regional Comprehensif Economic Partnership (RCEP) untuk mewakili Asean yang melakukan negosiasi integrasi perekonomian Asean dengan perekonomian Asia Timur dengan total nilai perekonomian sebesar 10 triliun dolar AS - 15 triliun dolar dengan penduduk sekitar 3,5 miliar-4 miliar jiwa.

RCEP sejalan dengan persiapan terbentuknya AEC yang sudah diputuskan mulai diberlakukan pada 31 Desember 2015.