Hybrid Working: Sinergi Kepuasan Karyawan dan Pertumbuhan
Perusahaan
Tren hybrid working
mulai populer pasca pandemi Covid-19. Masih segar di ingatan saat pandemi
terjadi, hampir semua orang “terpaksa”
beraktivitas
di rumah, mulai dari anak sekolah sampai
para pekerja. Pada
saat itu, hampir semua sektor usaha dan perkantoran memberlakukan sistem kerja dari rumah atau yang populer dengan sebutan work from home (WFH).
Awalnya bekerja jarak jauh terasa menantang, karena membutuhkan banyak
penyesuaian. Namun, ternyata sistem kerja semacam ini terbukti cukup efektif
bagi karyawan dan perusahaan.
Mayoritas karyawan merasa lebih produktif, mendapatkan lebih banyak waktu
berkualitas dengan keluarga, dan mampu menjalani hidup seimbang atau work life
balance ketika bekerja dari rumah. Fleksibilitas sistem kerja jarak jauh ini
membuat para karyawan betah sehingga enggan pindah perusahaan atau berganti
profesi.
Kemudian, setelah pandemi terkendali, tren
sistem kerja pun mulai bergeser. Ada perusahaan yang kembali memberlakukan aturan
bekerja di kantor, ada juga yang tetap melanjutkan kebijakan dari mana saja. Bahkan,
ada sejumlah perusahaan yang memilih untuk mengombinasikan keduanya, yakni
bekerja dari rumah atau secara remote dan bekerja di kantor. Inilah yang
disebut dengan konsep hybrid working.
Mengenal Sistem Hybrid Working
Pada 2023 lalu, perusahaan produsen
perlengkapan komputer asal Swiss, Logitech pernah merilis survei mengenai tren hybrid
working di Indonesia, yang melibatkan 500 karyawan profesional. Hasil survei
tersebut menyatakan bahwa 62% karyawan Indonesia lebih memilih bekerja secara hybrid.
Hanya 16% karyawan yang lebih memilih bekerja dari kantor, sementara 21%
lainnya lebih memilih bekerja sepenuhnya secara jarak jauh.
Dikutip dari Kompas.com, secara definisi hybrid
working adalah kombinasi bekerja di kantor (WFO) dan bekerja di mana saja,
termasuk dari rumah (WFH). Sistem ini memberikan fleksibilitas bagi karyawan
untuk bekerja dari rumah atau dari mana saja, namun tetap mewajibkan mereka
untuk hadir di kantor pada waktu-waktu tertentu. Saat ini, sudah banyak perusahaan di
Indonesia yang mulai beralih ke model hybrid working.
Penerapan hybrid working menuntut
adaptasi dari seluruh elemen perusahaan, termasuk pimpinan dan karyawan. Dengan berkurangnya waktu tatap muka,
komunikasi yang efektif dan efisien menjadi kunci utama untuk menjaga
produktivitas dan kolaborasi tim. Di sinilah peran teknologi yang memadai serta
karyawan yang melek teknologi menjadi krusial.
Sistem hybrid working
tidak hanya menawarkan fleksibilitas bagi karyawan, tetapi juga dirancang
untuk mendorong peningkatan kinerja dan kolaborasi. Ketika bekerja di rumah,
karyawan diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan, memberikan ide kreatif, dan
mengerjakan proyek dengan baik secara mandiri. Di sisi lain, kehadiran karyawan
di kantor difokuskan untuk kegiatan yang membutuhkan interaksi langsung,
seperti koordinasi dengan tim lain, mentoring, atau pengembangan diri
yang membutuhkan kehadiran fisik.
Perusahaan dapat
menyusun jadwal kerja antara WFH dan WFO yang fleksibel, berdasarkan
kesepakatan dengan karyawan. Sebagai contoh, dalam sepekan ditetapkan ada
beberapa hari yang mengharuskan karyawan bekerja di kantor dan ada hari-hari
tertentu di mana mereka bisa bekerja dari rumah. Setelah kesepakatan dibuat,
karyawan diharapkan mematuhi ketentuan ini untuk menjaga stabilitas dan
kelancaran kinerja perusahaan.
Kelebihan Hybrid Working
Konsep hybrid working dinilai mampu menggabungkan
aspek terbaik dari sistem kerja WFH dan WFO. Konsep ini pun makin banyak
diminati banyak perusahaan di Indonesia. Lalu, apa saja kelebihan hybrid
working?
1. Fleksibel
Karyawan memiliki fleksibilitas
dalam mengatur waktu. Sehingga,
ketika bekerja dari rumah atau lokasi lainnya. Karyawan mampu mengoptimalkan
waktu produktif untuk bekerja sembari menjalankan aktivitas lain. Selain itu, karyawan juga dapat
menghemat waktu perjalanan dari rumah ke kantor. Waktu dan energi yang
digunakan untuk perjalanan pulang-pergi dapat dialokasikan lebih efektif
untuk bekerja dari rumah.
2.
Peningkatan Kualitas Hidup Karyawan (Work Life Balance)
Jam kerja yang fleksibel memberikan
keleluasaan bagi pekerja untuk menyeimbangkan tanggung jawabnya di dunia profesional
dan kehidupan pribadi. Sebagai contoh, ibu bekerja yang tetap bisa menjalankan
perannya sebagai karyawan sekaligus ibu rumah tangga. Keseimbangan peran
tersebut akan berdampak positif pada produktivitas kerja.
3. Meminimalisir Biaya
Operasional Kantor
Bekerja dari rumah tak hanya bermanfaat bagi
karyawan, tapi juga menguntungkan perusahaan. Pengurangan jam kerja di kantor meminimalkan
biaya operasional seperti listrik, internet, dan penggunaan ruang kerja. Bagi startup, hal
ini tentunya menjadi solusi untukmenghemat biaya sewa kantor dan operasional
lainnya.
Hybrid Working di MUC
Sejak 2019, persis setahun
sebelum era pandemi Covid-19 MUC Consulting telah merancang sistem remote
working yang memungkinkan adanya fleksibilitas bekerja bagi karyawan. MUC
Consulting pun mulai menerapkan sistem kerja inipada awal 2020. Sistem ini
diperuntukkan bagi karyawan yang menginginkan variasi mode kerja, sehingga
sifatnya baru sebatas alternatif.
Namun,
pada Maret 2020, saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan pemerintah
menyerukan lockdown di berbagai wilayah, akhirnya metode remote
working tidak lagi berupa opsi, melainkan menjadi metode kerja resmi MUC
Consulting yang berlaku untuk semua karyawan.
Seiring
dengan pulihnya situasi pasca Covid-19, MUC Consulting yang telah terbiasa
bekerja dengan mode remote working ini akhirnya beralih menjadi hybrid
working yang mengombinasikan antara kerja jarak jauh dan kerja di kantor.
Dalam sepekan, paling sedikit ada dua hari di mana karyawan wajib datang ke
kantor bersama dengan rekan kerja satu timnya. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
koordinasi serta mempererat hubungan antara karyawan dan tim kerjanya. Untuk
sisa hari lainnya, karyawan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan karyawan secara
pribadi dan tim kerjanya.
Kebijakan hybrid working
ini tentunya banyak memberikan dampak positif bagi karyawan maupun manajemen
perusahaan. Beberapa di antaranya adalah peningkatan produktivitas karyawan, peningkatan
engagement karyawan dengan perusahaan, menjaga kualitas hidup karyawan, dan
berbagai manfaat lainnya.
Namun, sistem kerja hybrid
working juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya:
1. Komunikasi
Tidak semua karyawan bisa menjalin komunikasi dengan lancar
dengan sistem kerja jarak jauh atau remote. Misalnya, respons yang
lambat (slow response) ketika dibutuhkan, atau merasa sungkan untuk menghubungi
atasan dan rekan kerjanya secara online. Komunikasi jarak jauh yang mengandalkan
teknologi memang seringkali menyebabkan miskomunikasi. Inilah yang menjadi salah
satu kendala dalam sistem kerja jarak jauh.
2. Teamwork
Tidak dapat dipungkiri bahwa membangun ikatan (bonding)
dengan tim kerja dan kerjasama paling mudah dilakukan melalui interaksi secara
langsung atau tatap muka. Interaksi
langsung memungkinkan pesan tersampaikan dengan lebih mudah dan jelas. Namun, dalam sistem hybrid
working, intensitas pertemuan secara langsung dapat berkurang, sehingga
dibutuhkan usaha lebih oleh atasan maupun manajemen untuk membangun bonding
tersebut, di antaranya dengan menyelenggarakan acara bersama atau pertemuan secara
offline.
3. Management Controlling System
Di balik system hybrid working yang menyediakan
fleksibilitas dan kenyamanan bagi karyawan, terdapat sistem kontrol yang
dirancang oleh manajemen perusahaan untuk memastikan karyawan tetap dapat
bekerja secara produktif tanpa adanya pengawasan langsung. Agar maksimal, diperlukan internalisasi nilai-nilai positif
seperti integritas dan keunggulan pelayanan dari manajemen perusahaan kepada
karyawan, didukung oleh teknologi yang memfasilitasi komunikasi jarak jauh,
penyimpanan data bersama, pengukuran produktivitas dan kualitas hasil kerja
karyawan, serta beberapa upaya lainnya.
Sistem hybrid working mungkin
bukan sistem kerja yang terbaik. Masih terdapat potensi kekurangan dalam metode
kerja tersebut. Namun, MUC Consulting percaya bahwa dengan melakukan sejumlah
perbaikan dan membangun pendekatan yang tepat antara manajemen dan karyawan, hybrid
working dapat menjadi solusi kerja yang efektif untuk menjaga produktivitas
karyawan.