News
Dompet Negara Bocor Jadi Alasan Laju Ekonomi di Bawah Target

Wednesday, 08 February 2017

Dompet Negara Bocor Jadi Alasan Laju Ekonomi di Bawah Target

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai bocornya penerimaan negara di tahun lalu menjadi penyebab tak tercapainya target pertumbuhan ekonomi 2016 yang ditetapkan sebesar 5,2 persen.

"Memang penerimaan tidak begitu baik makanya dilakukan pemotongan anggaran. Faktor negatifnya karena konsumsi pemerintah," ujar Darmin di Kantor Portal Pengelola Indonesia National Single Windows (INSW), Senin (6/2). Untuk itu, lanjut Darmin, pemerintah harus memperhatikan kinerja penerimaan negara sekaligus konsumsi tahun ini untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.

Pasalnya, seperti kebanyakan negara berkembang, sisi penerimaan negara dan konsumsi pemerintah disebutnya masih menjadi penyumbang terbesar pada laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sebagai informasi, penyerapan belanja pemerintah sepanjang tahun lalu tercatat Rp1.859,5 triliun atau 89,3 persen dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016 sebesar Rp2.082,9 triliun. 

Sedangkan tidak terpenuhinya penerimaan negara membuat pemerintah menghemat belanja sebesar Rp137,6 triliun sepanjang tahun lalu. Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) menilai, angka pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,02 persen masih menunjukkan hasil yang positif untuk Indonesia.

"Sedikit di bawah tapi paling tidak boleh dikatakan masih oke sehingga pertumbuhan kita masih baik," imbuh Darmin.

Sementara itu, selain melihat laju pertumbuhan ekonomi, Darmin memastikan pemerintah di tahun ini tak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, namun juga menjaga laju inflasi yang pada bulan lalu sempat meroket hingga 0,97 persen. Padahal di akhir tahun lalu, inflasi hanya berada dikisaran 0,42 persen.

"Kita lebih sibuk dengan urusan inflasi untuk tahun ini," katanya.

 

Ekspor Impor

 

Sementara itu terkait kinerja perdagangan nasional, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, realisasi ekspor dan impor Indonesia sepanjang kuartal IV terkoreksi positif, yakni ekspor 4,24 persen dan impor 2,82 persen.

Darmin menilai, kinerja positif ekspor dan impor ini akan terus berlanjut pada tahun ini, setidaknya pada kuartal I 2017. "Walau tidak bergerak cepat ke atas tapi kelihatannya iya (ada perbaikan) karena beberapa bulan terakhir berkelanjutan dibandingkan dengan setahun yang lalu," tegasnya. Adapun berdasarkan catatan BPS, secara tahunan, kinerja ekspor minus 1,74 persen dan impor negatif 2,27 persen.

"Ekspor terkontraksi dipicu oleh kontraksi pada ekspor barang minyak dan gas (migas) dan non migas, meski ekpor jasa menguat seiring dengan pertumbuhan jumlah wisman," jelas Kepala BPS Suhariyanto.

Sedangkan impor turun karena turunnya impor bahan baku dan penolong seiring dengan perlambatan pertumbuhan industri manufaktur yang hanya tumbuh 3,36 persen.

http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20170206165038-78-191636/dompet-negara-bocor-jadi-alasan-laju-ekonomi-di-bawah-target/

Related Articles

News

Kepala BKPM Sebut Pengurang Pajak Perusahaan Inovatif Sebesar 200%

News

Aturan Baru Gijzeling; Peluang Bebas Semakin Terbuka

News

Perbankan Wajib Daftar ke Ditjen Pajak


Global Recognition
Global Recognition | Word Tax     Global Recognition | Word TP
Contact Us

Jakarta
MUC Building
Jl. TB Simatupang 15
Jakarta Selatan 12530

+6221-788-37-111 (Hunting)

+6221-788-37-666 (Fax)

Surabaya
Graha Pena 15th floor
Jl. Ahmad Yani 88
Surabaya 60231

+6231-828-42-56 (Hunting)

+6231-828-38-84 (Fax)

Subscribe

For more updates and information, drop us an email or phone number.



© 2020. PT Multi Utama Consultindo. All Rights Reserved.