JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan melakukan transaksi private placement Surat Berharga Negara (SBN), dalam rangka pelaksanaan Program Pengungkapan Sukarela (PPS).
Private placement tersebut akan dilakukan pekan depan, tepatnya tanggal 25 Februari 2022 oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR). Sementara waktu penjualan atau waktu seatlement akan berakhir pada 4 Maret 2022.
Terdapat dua seri SBN yang akan ditawarkan. Pertama Seri FR0094 yang merupakan SBN dalam bentuk mata uang rupiah dan seri USDFR0003 yang dalam bentuk mata uang Dolar Amerika Serikat (USD).
Tenor dan Yield
Kedua seri SBN tersebut masing-masing memiliki tenor 6 tahun dan 10 tahun, dengan besaran imbal hasil atau yield dalam rentang antara 5,37% hingga 5,62% dan 2,80% hingga 3,15%.
Namun demikian, merujuk Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 196/PMK.03/2022, pembelian SBN seri kedua hanya dapat dilakukan wajib pajak yang mengungkapkan hartanya dalam bentuk valuta asing.
Dalam beleid tersebut disebutkan juga, pembelian SBN hanya dapat dilakukan melalui dealer utama. Kemudian dealer utama tersebut wajib melaporkan transaksi SBN kepada Direktur Jenderal Pajak.
PPS atau yang sering disebut sebagai program tax amnesty jilid II itu merupakan fasilitas yang ditawarkan pemerintah kepada wajib pajak yang ingin mengungkapkan harta yang belum pernah dilaporkan di dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan.
Salah satu fasilitas yang ditawarkan adalah, wajib pajak dapat mengungkapkan harta sekaligus menempatkannya dalam instrumen investasi yang disediakan, salah satunya SBN tanpa dikenai sanksi administrasi.
Untuk mendapatkan fasilitas itu wajib pajak harus membayar Pajak Penghasilan (PPh) yang bersifat final dengan tarif sebesar 6% untuk yang pernah ikut tax amnesty dan 12 untuk wajib pajak orang pribadi yang belum ikut tax amnesty. (asp)
