JAKARTA. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menilai rendahnya tingkat tax ratio merupakan masalah serius yang dihadapi Indonesia.
OECD melihat tingkat rasio pajak Indonesia jauh di bawah rata-rata negara yang tergabung di dalam organisasi untuk kerja sama dan pembangunan ekonomi tersebut.
Penilaian itu diambil berdasarkan data tahun 2018, yang menyebut rata-rata tax ratio negara OECD sebesar 34,3%, sementara tax ratio Indonesia saat itu sebesar 11,9%.
Mengutip cnnindonesia.com, menurut OECD rendahnya tax ratio Indonesia disebabkan oleh dikarenakan rendahnya penerimaan pajak Indonesia.
Hal itu didorong oleh beberapa faktor seperti kepatuhan pajak yang buruk, besarnya insentif pajak yang diberikan, serta rendahnya jumlah pajak penghasilan orang pribadi.
Meski demikian, pasca pandemi OECD melihat penerimaan pajak Indonesia bisa membaik. Salah satunya karena pemulihan di beberapa sektor ekonomi seperti properti.
OECD juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 secara tahunan atau year on year (yoy) bisa mencapai 4,9%.
Mengutip kontan.co.id, perkiraan tersebut lebih tinggi dari proyeksi OECD sebelumnya, yaitu tersebut lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan 4% yoy.
OECD melihat membaiknya proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia ini dipicu oleh, kemungkinan lebih cepatnya pemulihan ekonomi.
Salah satu indikator yang digunakan OECD dalam melihat itu adalah meningkatnya ekspektasi atas pasar keuangan dan pasar komoditas, terutama harga minyak.
Menurut OECD, pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan diperkirakan lebih tinggi Amerika Serikat (AS), yang diprediksi hanya tumbuh sebesar 4% yoy. (ASP)
